Shalom, kita semua mungkin sudah pernah mendengar kisah seorang yang bernama Ayub. Alkitab melukiskan bahwa dia adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Mari sejenak kita pahami bahwa Alkitab yang ada di tangan kita, bukanlah sebuah buku yang biasa, namun Alkitab adalah Firman Allah yang kita yakini tidak pernah ada kesalahan dalam mendiskripsikan sesuatu. Termasuk dalam hal Ayub. Ia tinggal di tanah Us, yang tidak ada hubungannya dengan negeri atau tanah Israel. Dalam konteks Perjanjian Lama, maka hanya ada satu bangsa yaitu Israel yang mendapat "Kasih AHABA" kasih pilihan; namun Alkitab menuliskan bahwa Ayub seorang dari tanah Us mendapatkan kasih dan perhatian Tuhan yang luar biasa. "orang itu saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan" (Ayb. 1:1b)
Hal inilah yang membuat luar biasanya seorang Ayub. Namun ditengah kehebatannya, Tuhan menginjinkan iblis merampas semua yang dimilikinya, dari kambing, domba, unta sampai nyawa ke-10 anaknya. Namun Ayub tetap kuat walaupun sahabat-sahabat yang dahulunya dekat meninggalkannya, bahkan istrinya menyarankan agar ia mati dan sebelum mati ia disarankan untuk mengutuki hidupnya dan Allahnya.
Saya menangkap bahwa Tuhan kita menginginkan sebuah hubungan daripada sekedar memperoleh berkat-berkat-Nya. Banyak orang yang datang kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat, padahal Tuhan ingin memiliki hubungan dengan anak-anak-Nya.
Menariknya dalam peristiwa Ayub, ia harus mengalami kehilangan total sebelum "hubungan dengan Tuhannya benar-benar teruji"; bila kita tidak bisa meninggalkan "sesuatu yang kita sangat sayangi" maka sebetulnya kita belum memiliki keintiman hubungan dengan Tuhan. Karena bila kita mau memiliki keintiman dengan Tuhan, itu artinya kita harus rela meninggalkan sesuatu yang selama ini kita sangat sayangi daripada kita mengasihi Tuhan.
Pada akhirnya Ayub mendapat 2 kali lipat semua yang diambil daripada, karena saya mencatat ada 2 (dua) perkara rohani yang Ayub lakukan dan itu menyenangkan Tuhan. Apakah itu?
Baca: Ayub 42:5 "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau; tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau"
1. Ayub mendengar; kata mendengar yang ada disini dalam bahasa Ibrani yaitu "Shema"; bukan mendengar seperti yang kita sering lakukan hari-hari ini. Dalam ibadah kita mungkin dapat mendengar kesaksian, Firman Tuhan, namun pendengar kita bukan seperti cara Ayub mendengar. Kata "Shema" artinya : To Hear and Obey; Ayub mendengar dan taat melakukan apa yang ia dengar. Firman Tuhan menyatakan bahwa "iman timbul dari pendengaran" namun pendengaran disini adalah dalam arti "Shema" To Hear and Obey.
Mari kita ganti cara kita mendengar selama ini, yang tidak membuat iman kita bertumbuh menjadi "shema" to Hear dan Obey
2. Ayub memandang, kata memandang disini adalah "Rawau"; memandang juga bukan seperti yang kita lakukan selama ini. Mungkin kita akan mudah melupakan apa yang kita pandang hari ini, namun Ayub itu "rawau" yang artinya To see and have vision. Bila Anda berjumpa dengan Tuhan maka anda harus memandang-Nya dalam pengertian "Rawau"; Abraham tatkala diajak Tuhan untuk menghitung bintang dan pasir di laut, maka ia memandang dengan Rawau, to see and have vision. Tuhan adalah pribadi yang Berkuasa, mari kita memandang Tuhan; karena Ia memiliki visi besar atas kehidupan kita. Kita lahir bukan untuk sesuatu yang biasa, namun sesuatu yang Ilahi, yang besar apabila kita dapat memandang Tuhan seperti Ayub memandang Tuhan.
Mari belajar 2 (dua) perkara rohani ini, sehingga kita dapat mengalami the greatest blessing seperti yang Tuhan berikan kepada Ayub.
Selamat menjadi pemenang!
Hal inilah yang membuat luar biasanya seorang Ayub. Namun ditengah kehebatannya, Tuhan menginjinkan iblis merampas semua yang dimilikinya, dari kambing, domba, unta sampai nyawa ke-10 anaknya. Namun Ayub tetap kuat walaupun sahabat-sahabat yang dahulunya dekat meninggalkannya, bahkan istrinya menyarankan agar ia mati dan sebelum mati ia disarankan untuk mengutuki hidupnya dan Allahnya.
Saya menangkap bahwa Tuhan kita menginginkan sebuah hubungan daripada sekedar memperoleh berkat-berkat-Nya. Banyak orang yang datang kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat, padahal Tuhan ingin memiliki hubungan dengan anak-anak-Nya.
Menariknya dalam peristiwa Ayub, ia harus mengalami kehilangan total sebelum "hubungan dengan Tuhannya benar-benar teruji"; bila kita tidak bisa meninggalkan "sesuatu yang kita sangat sayangi" maka sebetulnya kita belum memiliki keintiman hubungan dengan Tuhan. Karena bila kita mau memiliki keintiman dengan Tuhan, itu artinya kita harus rela meninggalkan sesuatu yang selama ini kita sangat sayangi daripada kita mengasihi Tuhan.
Pada akhirnya Ayub mendapat 2 kali lipat semua yang diambil daripada, karena saya mencatat ada 2 (dua) perkara rohani yang Ayub lakukan dan itu menyenangkan Tuhan. Apakah itu?
Baca: Ayub 42:5 "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau; tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau"
1. Ayub mendengar; kata mendengar yang ada disini dalam bahasa Ibrani yaitu "Shema"; bukan mendengar seperti yang kita sering lakukan hari-hari ini. Dalam ibadah kita mungkin dapat mendengar kesaksian, Firman Tuhan, namun pendengar kita bukan seperti cara Ayub mendengar. Kata "Shema" artinya : To Hear and Obey; Ayub mendengar dan taat melakukan apa yang ia dengar. Firman Tuhan menyatakan bahwa "iman timbul dari pendengaran" namun pendengaran disini adalah dalam arti "Shema" To Hear and Obey.
Mari kita ganti cara kita mendengar selama ini, yang tidak membuat iman kita bertumbuh menjadi "shema" to Hear dan Obey
2. Ayub memandang, kata memandang disini adalah "Rawau"; memandang juga bukan seperti yang kita lakukan selama ini. Mungkin kita akan mudah melupakan apa yang kita pandang hari ini, namun Ayub itu "rawau" yang artinya To see and have vision. Bila Anda berjumpa dengan Tuhan maka anda harus memandang-Nya dalam pengertian "Rawau"; Abraham tatkala diajak Tuhan untuk menghitung bintang dan pasir di laut, maka ia memandang dengan Rawau, to see and have vision. Tuhan adalah pribadi yang Berkuasa, mari kita memandang Tuhan; karena Ia memiliki visi besar atas kehidupan kita. Kita lahir bukan untuk sesuatu yang biasa, namun sesuatu yang Ilahi, yang besar apabila kita dapat memandang Tuhan seperti Ayub memandang Tuhan.
Mari belajar 2 (dua) perkara rohani ini, sehingga kita dapat mengalami the greatest blessing seperti yang Tuhan berikan kepada Ayub.
Selamat menjadi pemenang!
Komentar
Posting Komentar